Liputan6. com, Jakarta – Ekskavasi ataupun proses penggalian tanah lokasi kedudukan bersejarah di Kabupaten Lamongan mengikuti tahap keempat. Sasaran penggalian untuk membuka bagian tengah, atau bangunan utama situs, yang diperkirakan bermula dari masa Kerajaan Airlangga dalam abad X masehi. Berikut kita simak liputannya pada Fokus, 25 September 2020.
Proses ekskavasi atau penggalian desa lokasi situs bersejarah tahap keempat, Candi Patakan di Kecamatan Sambeng, Lamongan, Jawa Timur, dimulai kembali pada 23 September 2020. Rencananya berlangsung selama sepekan, dengan membabitkan tim dari Balai Pelestarian Jaminan Budaya (BPCB) Trowulan.
Sebelumnya, ekskavasi tahap pertama pada 2013, tahap ke-2 pada 2018, dan tahap ketiga pada 2019. Menurut Arkeolog BPCB Trowulan, Wicaksono Dwi Nugroho, tumpuan ekskavasi tahap keempat ini, yaitu membuka bagian tengah, atau bangunan utama.
Hal tersebut untuk mengetahui berapa jumlah kelas, dan kemungkinan adanya arca yang terpendam dalam reruntuhan candi. Hasilnya, Tim Arkeolog menemukan uang koin dari Dinasti Song abad X masehi hingga abad XIII masehi.
âKenapa ini menjadi penting, karena, harapannya di tahun 2020 ini, kita bisa pendidikan bentuk, dan kemudian menafsirkan mengenai fungsi dari bangunan utama di situs Patakan, apakah ini gedung wihara ataukah bangunan candi, â terang Wicaksono Dwi Nugroho, Arkeolog BPCB Trowulan.
Diketahui, Prasasti Patakan sudah dipindahkan serta saat ini disimpan di Museum Nasional Jakarta. Prasasti Patakan mengisahkan penetapan Daerah Patakan menjadi Sima, karena harus memelihara bangunan kudus Sanghyang Patahunan.
Pada 954 saka atau 1032 masehi, Kerajaan Airlangga mengalami keruntuhan, dan harus meninggalkan Keraton Wawatan, dan berlari menuju Patakan. Karena ada jaminan keamanan dan pelestarian dari masyarakat Patakan.